Webinar Series #5: Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Indonesia Timur dan Mengukur Ketahanannya Terhadap Krisis Covid-19: Studi Provinsi Maluku

Webinar Seri 5 ini merupakan rangkaian dari acara Webinar The Series 2nd Round Program Studi Manajemen Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga. Pada kesempatan kali ini webinar ini akan dipandu oleh Bapak Izra Berakon sebagai moderator. Beliau adalah dosen dari Program Studi Manajemen Keuangan Syariah UIN Sunan Kalijaga. Webinar Seri 5 ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 April 2020 yang dimulai pada pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 11.30 WIB. Tema yang diangkat pada Webinar Seri 5 ini yaitu “Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Indonesia Timur dan Mengukur Ketahanannya Terhadap Krisis Covid-19: Studi Provinsi Maluku”. Sesuai dengan tema yang diangkat, narasumber pada Webinar Seri 5 ini adalah Bapak Abdullah Asis Sangkala. Beliau adalah Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku. Bapak Izra sebagai moderator memberikan beberapa kalimat pengantar sebagai pembuka acara Webinar Seri 5 kali ini. Beliau memaparkan bahwa acara ini sengaja di desain untuk mengupdate kapasitas informasi baik bagi para partisipan maupun bagi masyarakat mengenai kondisi masyarakat di wilayah Indonesia Timur khususnya Maluku. Karena mungkin selama ini di beberapa media sosial maupun televisi kita terlalu fokus pada informasi mengenai daerah sekitar kita. Setiap daerah memiliki kebijakan untuk melindungi warganya dari pandemic Covid-19 yang sedang mewabah saat ini terutama untuk memberikan upaya agar masyarakat mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dampak dari Covid-19 ini tidak hanya mengguncang stabilitas kesehatan namun juga menyebabkan krisis di berbagai sektor baik ekonomi, sosial maupun budaya.

Pembahasan pada Webinar Seri 5 kali ini, narasumber memaparkan bahwa kasus Covid-19 yang terjadi di Provinsi Maluku per 17 April 2020 sebanyak 23 orang positif Covid-19 di mana kasus pertama dimulai pada pertengahaan Maret. Dari 23 orang tersebut, 6 orang sudah dinyatakan sembuh walaupun pemerintah provinsi Maluku dan masyarakat Maluku khawatir dan meragukan kemampuan penanganan dan fasilitas yang ada di rumahsakit di daerah Maluku. Bahkan ada salah satu pasien positif Covid-19 yang berusia 74 tahun dinyatakan sembuh. Saat ini, masih ada 17 pasien yang berstatus positif Covid-19. Namun tidak semua pasien positif Covid ini dirawat di rumahsakit. Ada 5 orang pasien positif Covid-19 yang tidak dirawat namun hanya dikarantina saja karena kondisi kesehatnnya baik. Selain itu, di Provinsi Maluku juga terdapat 7 orang berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 105 orang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Pemerintah provinsi Maluku menyiapkan tujuh RS rujukan untuk menangani pasien positif Covid-19. Beberaapa diantaranya yaitu RSU Dr. M Haulussy Ambon, RSUP dr. J. Leimena, dan RSUD Dr. P. P. Margaretti Saumlaki . Pusat pandemic Covid-19 ini berpusat di kota Ambon. Rata-rata kasus ini berawal dari orang yang melakukan perjalanan dari luar kota Ambon. Selain itu, di Ambon sudah terjadi transmisi lokal, maksudnya jika satu anggota keluarga positif Covid-19 maka anak dan cucunya juga terjangkit Covid-19. Karena kasus yang berkaitan dengan Covid-19 sudah cukup besar, maka DPRD dan Pemerintah Pusat sudah bersepakat untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Regional yang diterapkan hanya di kota Ambon dan sekitarnya yang diharapkan mampu menangani pandemik Covid-19 ini secara lebih serius dan tegas.

Pemerintah provinsi juga telah memutuskan bahwa pelabuhan untuk sementara tidak menerima orang masuk dari luar Maluku yang ingin masuk melewati pelabuhan. Keputusan ini berlaku untuk dua minggu ke depan yaitu dari tanggal 17 April 2020 sampai 4 Mei 2020 jadi untuk dua minggu ke depan tidak ada orang dari Jawa, Jakarta, Makasar, dan Sulawesi Tenggara yang masuk Maluku melalui jalur laut. Selain pelabuhan, di bandara untuk semua orang yang baru datang dari luar daerah, harus melakukan karantina mandiri selama 14 hari baik penduduk Maluku asli maupun pendatang untuk keperluan dalam jangka waktu yang lama. Penduduk Maluku bahkan khawatir dengan penduduk dari kota Ambon karena di Ambon sudah ada kasus positif Covid-19 sebanyak 15, sehingga orang yang datang dari kota Ambon yang ingin bepergian harus dikarantina di kota lain. Selain upaya-upaya yang terlah disebutkan, upaya di bidang kesehatan juga dilakukan yaitu dengan terus melakukan tes rapid terutama bagi orang-orang yang pernah berinteraksi dengan pasien positif Covid-19.

Provinsi Maluku merupakan salah satu provinsi yang ikut serta dalam proklamasi kemerdekaan RI. Provinsi Maluku terdiri dari seribu pulau yang memiliki luas 712.000 m2 yang mencakup wilayah darat dan laut. Provinsi Maluku terdiri dari 11 Kabupaten/ Kota, 118 Kecamatan dan 1198 Desa dengan jumlah penduduk per tahun 2019 sebanyak 1,8 juta penduduk dengan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,7%. Selanjutnya mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Maluku yaitu pertumbuhan ekonomi selama lima tahun terakhir 5% sampai 6%. Namun setelah adanya Covid-19, pertumbuhan ekonomi masyarakat Maluku diperkirakan hanya mencapai 2% sampai 3%. Produk domestik provinsi Maluku berasal dari beberapa sektor yaitu pertanian, kelautan, dan kehutanan karena mayoritas penduduk Maluku memiliki mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Tingkat inflasi di Maluku sebesar 3% hal ini mungkin disebabkan karena tingkat konsumsi masyarakat Maluku cukup tinggi. Pendapatan per kapita periode tahun 2018 sebesar Rp24.000.000. Dampak adanya Covid-19 ini angka penduduk miskin dan hampir miskin diperkirakan mendekati angka 40% dari 1,8 juta penduduk. Kondisi pendidikan di provinsi Maluku secara umum masih memprihatinkan dari sisi mutu. Maluku berada di urutan empat terbawah untuk mutu pendidikan. Kondisi bidang kesehatan di provinsi terus berupaya melakukan perbaikan karena banyak yang kurang maksimal, dan masih banyak rumah sakit yang kekurangan tenaga medis bahkan tidak memiliki dokter lengkap.

Potensi terbesar yang dimiliki provinsi Maluku yaitu pada sektor perikanan. Maluku merupakan 1/3 bagian dari lumbung ikan nasional. Total potensi sumber daya ikan yang ada di Maluku yaitu 4,6juta ton per tahun atau 37,2% dari total potensi perikanan nasionaldengan jumlah tangkap yang diperbolehkan yaitu sebesar 3,75juta ton per tahun. Selain dari produksi perikanan tangkap, provinsi Maluku juga melakukan budidaya udang dan budidaya yang lain. Hasil perkebunan andalan yang ada di Maluku adalah kelapa, cengkeh, dan pala. Namun, hal ini menjadi salah satu perbincangan nasional bahwa pala bulog dalam rilis medianya mengatakan bahwa imbas dari adanya Covid-19, Bulog menyiapkan sagu untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan dalam mengimpor beras di mana produksi sagu di Maluku masih cukup besar per 2017 sebesar 5.970 ton. Selain potensi dari beberapa sektor tersebut, Maluku juga memiliki potensi yang cukup besar pada sektor pariwisata. Di Maluku banyak terdapat tempat wisata dan wisata bahari namun yang menjadi permasalahan adalah insfrastruktur yang tersedia hanya terbatas.

Dengan melihat kondisi yang ada, pemerintah harus menyiapkan upaya serius untuk mengatasi kondisi ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat Maluku. Walaupun secara sosial kultural masyarakat Maluku mempunyai ketahanan sosial yang kuat untuk menghadapi krisis yang ada termasuk krisis ekonomi. Karena potensi alam yang dimiliki oleh Provinsi Maluku sangat banyak dan masyarakat Maluku sangat menghargai adanya toleransi antar sesama. Selain itu, mata pencaharian dari penduduk Maluku seperti nealyan itu sudah cukup untuk memnuhi kebutuhan pokok masyarakat karena potensi perikanan yang ada sangat besar. Di samping itu, pemerintah juga harus mendampingi masyarakat dalam menghadapi krisis yang terjadi. Sesuai dengan keputusan Kemenkeu bahwa Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dipotong 50%, maka pemerintah provinsiMaluku merancang formulasi penggunaan dana tersebut untuk penanganan Covid-19, untuk jaring pengaman sosial, dan juga pemerintah provinsi Maluku juga menyiapkan proyek padat karya. Selain itu, pemerintah provinsi juga akan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang diberikan kepada masyarakat dan bantuan ekonomi lainnya. Semua upaya ini akan dilakukan bersama-sama antara pemerintah provinsi, TNI, POLRI, dan masyarakat untuk memerangi Covid-19 yang sudah mewabah saat ini.

Penulis: Amy Astriana, Aulia Nurul Safitri