Internasional Stadium Generale FEBI UIN Sunan Kalijaga Soroti Isu Global Wakaf Keluarga dan Keuangan Sosial Islam

Yogyakarta, 20 Mei 2025 – Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali menunjukkan komitmennya dalam penguatan literasi akademik dan kontribusi global melalui penyelenggaraan Internasional Stadium Generale bertema “Harnessing Family Waqf and Islamic Social Finance: Quranic Foundation for Education, Prosperity, and Well-being.”

Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian program internasionalisasi FEBI dan berhasil menghadirkan para akademisi, praktisi, mahasiswa, serta pemangku kepentingan yang memiliki perhatian besar terhadap isu-isu wakaf, zakat, dan keuangan sosial Islam. Dua narasumber utama dalam kegiatan ini adalah Dr. Muhammad Hamizan Abd Hamid dari Universiti Teknologi MARA (UiTM) Malaysia dan Agus Faisal, S.E.I., M.E.I., dosen FEBI UIN Sunan Kalijaga.

Pembukaan yang Menggugah Semangat Intelektual

Acara dibuka dengan suasana penuh kekhidmatan melalui lantunan ayat suci Al-Qur’an, dilanjutkan dengan lagu Indonesia Raya dan Hymne UIN Sunan Kalijaga. Dalam sambutannya, pimpinan FEBI menekankan pentingnya menjadikan forum akademik semacam ini sebagai bagian dari upaya membangun ekosistem keilmuan Islam yang transnasional, inklusif, dan berkelanjutan.

Forum ini dihadiri oleh ratusan peserta yang berasal dari berbagai latar belakang akademik, baik dari lingkungan UIN maupun institusi luar negeri. Kehadiran peserta secara luring dan daring menunjukkan antusiasme tinggi terhadap tema yang diangkat, serta memperkuat posisi UIN Sunan Kalijaga sebagai rujukan kajian Islam kontemporer di kawasan Asia Tenggara.

Paparan Dr. Hamizan: Revitalisasi Wakaf Keluarga

Dr. Muhammad Hamizan membuka sesi plenary dengan paparan bertajuk “Revitalizing Family Waqf for Education and Skill Development.” Dalam paparannya, ia menjelaskan konsep wakaf keluarga sebagai instrumen filantropi yang memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi keluarga dan masyarakat secara berkelanjutan.

Ia menyoroti berbagai permasalahan yang saat ini dihadapi oleh pengelolaan wakaf keluarga, antara lain lemahnya tata kelola, kurangnya manajemen profesional, dan belum adanya sistem digitalisasi aset. Untuk menjawab persoalan tersebut, ia mengusulkan pendirian family waqf corporation, yaitu badan khusus berbentuk korporasi yang dikelola secara profesional dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip syariah dan hukum positif nasional.

Pemanfaatan wakaf keluarga, lanjutnya, dapat difokuskan pada beasiswa pendidikan, pelatihan keterampilan (TVET), pembiayaan mikro, dan pemberdayaan usaha kecil. Ia juga mendorong pemberian insentif fiskal bagi pengelola wakaf, serta pentingnya harmonisasi regulasi antara lembaga syariah dan otoritas sipil.

Pandangan Agus Faisal: Zakat Roadmap 2045

Sesi kedua dilanjutkan dengan pemaparan dari Agus Faisal, S.E.I., M.E.I., yang membawakan materi “Indonesian Zakat Roadmap 2045.” Dalam paparannya, Agus menekankan pentingnya reposisi zakat sebagai bagian integral dari sistem kesejahteraan nasional, terutama dalam rangka mendukung agenda Indonesia Emas 2045.

Ia menjelaskan kerangka strategis nasional zakat yang mencakup peningkatan literasi zakat, penguatan lembaga amil, pengembangan regulasi, serta integrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Salah satu program inovatif yang diangkat adalah Zakat Village, yaitu program pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas melalui sinergi antara BAZNAS, pemerintah daerah, dan Kementerian Agama.

Tak hanya itu, Agus juga mengenalkan Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) sebagai instrumen keuangan sosial Islam yang mampu menghubungkan dana wakaf dengan proyek-proyek pembangunan melalui surat berharga syariah. Model ini dinilai strategis dalam mengatasi tantangan pendanaan pembangunan sosial yang produktif dan berkelanjutan.

FEBI sebagai Pusat Inovasi Keuangan Sosial Islam

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, FEBI UIN Sunan Kalijaga menunjukkan keseriusannya dalam memantapkan posisi sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam bidang keuangan sosial Islam. Forum ini menjadi ajang diseminasi gagasan serta ruang strategis untuk memperkuat kerja sama lintas institusi dalam riset, publikasi, dan pengabdian masyarakat.

Kegiatan ini juga memberikan dorongan bagi mahasiswa dan dosen untuk lebih aktif dalam penelitian multidisipliner, terutama di bidang Islamic Social Finance, Islamic Philanthropy, dan Sustainable Islamic Development. Forum seperti ini menjadi katalisator dalam menciptakan solusi nyata berbasis keilmuan Islam yang mampu merespons tantangan zaman.

Internasional Stadium Generale ini ditutup dengan penyerahan cendera mata kepada para narasumber dan dokumentasi bersama seluruh peserta. Momen ini tidak hanya menandai akhir dari rangkaian acara, tetapi juga awal dari kolaborasi lebih lanjut dalam mengembangkan ilmu dan praktik keuangan sosial Islam.

Beberapa rekomendasi strategis yang muncul dari forum ini antara lain perlunya pembentukan konsorsium riset family waqf lintas negara, digitalisasi data aset wakaf dan zakat secara nasional, serta penerapan prinsip good governance dalam tata kelola keuangan sosial berbasis syariah. Dengan semangat kolaborasi, nilai Qur’ani, dan visi global, Internasional Stadium Generale ini diharapkan menjadi tradisi akademik tahunan FEBI yang mampu memberi kontribusi konkret bagi pengembangan umat dan bangsa di era modern.